Makalah Bimbingan Konseling - Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan bisa berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar maupun karier melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdaarkan norma-norma yang berlaku.
Berikut materi lengkapnya dalam bentuk makalah!
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan
adalah sebuah aset yang penting di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
karena bagaimana pun tidak ada bangsa yang maju tanpa diiringi pendidikan yang
bermutu. Pendidikan yang berkualitas bukan hanya dilihat dari sejauh mana
proses pengajarannya, Yusuf (2005: 5) memaparkan ada tiga bidang pendidikan
yang harus menjadi perhatian, diantaranya; Bidang administrative dan
kepemimpinan, Bidang Intruksional dan kurikuler, dan Bidang
pembinaan siswa (Bimbingan dan Konseling). Daam makalah ini akan membahas
tentang bimbingan dan konseling.
Bimbingan
dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara
perorangan maupun kelompok agar mandiri dan bisa berkembang secara optimal,
dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar maupun karier melalui berbagai jenis
layanan dan kegiatan pendukung berdaarkan norma-norma yang berlaku (SK
Mendikbud No. 025/D/1995).[3]
Layanan
bimbingan dan konseling diharapkan membantu peserta didik dalam pengenalan
diri, pengenalan lingkungan dan pengambilan keputusan, serta memberikan arahan
terhadap perkembangan peserta didik; tidak hanya untuk peserta didik yang
bermasalah tetapi untuk seluruh peserta didik. Layanan bimbingan dan konseling
tidak terbatas pada peserta didik tertentu atau yang perlu
‘dipanggil’ saja”, melainkan untuk seluruh peserta didik.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka pemakalah akan merumuskan beberapa sub
masalah di bawah ini:
1.
Tujuan
Bimbingan Dan Konseling
2.
Fungsi
Bimbingan Dan Konseling
3.
Bentuk
dan Pendekatan dalam Bimbingan Konseling
C.
Tujuan
1.
Untuk Mengetahui pengertian Bimbingan dan Konseling.
2.
Untuk Mengetahui Tujuan Bimbingan dan Konseling.
3.
Untuk Mengetahui Fungsi Bimbingan dan Konseling.
4.
Untuk Mengetahui Bentuk dan Pendekatan Bimbingan dan
Konseling.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Bimbingan dan Konseling
1. Pengertian Bimbingan
Bimbingan dapat
diartikan sebagai “bantuan”, dalam arti lain bimbingan adalah suatu upaya
bantuan untuk membantu individu mencapai perkembangan yang optimal. Menurut
Frank Parson (Prayitno, 1999:93) mengartikan “bimbingan sebagai bantuan yang
diberikan kepada individu untuk dapat memilih, mempersiapkan diri, dan memangku
suatu jabatan serta mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya.” Dalam
kata lain menurut Frank Parson bimbingan merupakan bantuan yang diberikan
kepada individu supaya individu tersebut bisa memilih,dan mempersiapkan diri
untuk memangku jabatan yang baru.
Lain halnya berdasarkan
Peraturan Pemerintah No. 28/ 1990 tentang Pendidikan Dasar, Pasal 25 ayat 1,
dikatakan bahwa “Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam
rangka menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan.”
Jadi penulis menyimpilkan suatu proses bimbingan dimulai dengan mengenal diri
sendiri (mengenal kelebihan dan kekurangan sendiri), kemudian mengenal
lingkungan (baik itu lingkungan sekolah maupun luar sekolah), dan dilanjutkan
dengan merencanakan masa depan (jenis pekerjaan disekitarnya dan mengembangkan
cita – cita sesuai dengan jenis pekerjaan yang mereka ketahui).
Selain itu bimbingan
lebih luas dikemukankan oleh Good (Thantawi, 1995:25) yang menjabarkan bahwa:
Bimbingan adalah (1)
suatu proses hubungan pribadi yang bersifat dinamis, yang dimaksud untuk mempengaruhi
sikap dan prilaku seseorang; (2) suatu bentuk bantuan yang sistematis (selain
mengajar) pada murid, atau orang lain untuk menolong, menilai kemampuan dan
kesenderungan mereka dan menggunakan informasi itu secara efektif dalam
kehidupan sehari – hari; (3) perbuatan atau teknik yang digunakan untuk
menuntun anak terhadap suatu tujuan yang diinginkan dengan menciptakan suatu
kondisi lingkungan yang membuat dirinya sadar tentang kebutuhan dasar, mengenal
kebutuhan itu, dan mengambil langkah – langkah untuk memuaskan dirinya.
Sedangkan
menurut Supardi (2004 : 207) menyatakan bahwa yang dimaksud bimbingan ialah:
Bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan
oleh konselor/pembimbing kepada klien agar klien dapat ; (1) memahami dirinya,
(2) mengarahkan dirinya, (3) memecahkan masalah masalah yang dihadapinya, (4)
menyesuikan diri dengan lingkungannya (keluarga, sekolah, masyarakat), (5)
mengambil manfaat dari peluang – peluang yang dimilikinya dalam rangka
mengembangkan diri sesuai dengan potensi – potensinya sehingga berguna bagi
dirinya dan masyarakatnya.
Berdasarkan
pernyataan – pernyataan para ahli di atas maka penulis berpendapat bahwa
bimbingan merupakan suatu proses pemberian bantuan yang dilakukan secara terus
– menerus dan sistematis kepada individu agar tercapai kemampuan – kemampuan
untuk memahami dirinya sendiri, menerima diri, mengarahkan diri, dan
merealisasikan dirinya sesuai potensi dan lingkungannya.
2. Pengertian Konseling
Secara
etimologis, istilah konseling berasal dari bahasa latin, “consilium” yang
berarti “ dengan” atau “ bersama” yang dirangkai dengan “menerima” atau “
memahami”. Sedangkan menurut Jones (1951) mengatakan bahwa:
Konseling
adalah kegiatan dimana semua fakta dikumpulkan dan semua pengalaman siswa
difokuskan pada masalah tertentu ntuk diatasi sendiri oleh yang bersangkutan,
dimana ia diberi bantuan pribadi dan langsu dalam pemecahan masalah itu.
Konselor tidak memecahkan masalah untuk klien. Konseling harus ditujukan pada
perkembangan ang progresif dari individu untuk memecahkan masalah – masalahnya
sendiri tanpa bantuan.
Jadi menurut
Jones, konseling terdiri atas kegiatan; pengungkapan fakta atau data tentang
siswa, serta pengarahan kepada siswa untuk dapat mengatasi sendiri masalah – masalah
yang dihadapinya. Bantuan itu diberikan secara langsung kepada siswa. Dan
tujunnya adalah agar siswa dapat mencapai perkembangan semakin baik dan semakin
maju.
Sedangkan
menurut Smith (Shertzer & Stone,1974) berpendapat bahwa “Konseling merupakan
suatu proses dimana konselor membanu konseli membuat interpretasi
– interpretasi tentang fakta – fakta yang berhubungan dengan
pilihan, rencana, atau penyesuaian – penyesuaian yang peru dibuatnya.”
Jadi menurut Smith
dapat dijabarkan sebagai berikut bahwa konseling merupakan suatu proses
pemberian bantuan. Bantuan itu dilakukan dengan menginterpretasikan fakta –
fakta atau data, baik mengenai diri individu yang dibimbing sendiri, maupun
lingkungannya khususnya yang menyangkut pilihan – pilihan, dan rencana –
rencana yang akan dibuat.
Namun, berdasarkan Division of Conseling Psychology.
Berpendapat bahwa “konseling merupakan suatu proses untuk membantu individu
mengatasi hambatan – hambatan perkembngan dirinya, dan untuk mencapai perkembangan
optimal kemampuan pribadi yang dimilikinya; proses tersebut dapat terjadi
setiap waktu.” Dapat dijabarkan sebagai berikut konseling merupakan proses
pemberian bantuan. Bantuan diberikan kepada individu – individu yang sedang
mengalami hambatan atau gangguan dalam proses perkembangannya. Konseling dapat
dilakukan pada setiap waktu. dan konseling bertujuan agar individu dapat
mencapai perkembangan yang optimal.
McDaniel
berpendapat bahwa “konseling merupakan suatu rangkaian pertemuan langsung dengn
individu yang ditujukan pada pemberian bantuan kepadanya untuk dapat
menyesuaikan dirinya secara lebih efektif dengan dirinya sendiri dan dengan
lingkungannya.” Maka dapat dirumuskan sebagai berikut, konseling merupakan
rangkaian pertemuan antara konselor dengan klien. Dalam pertemuan itu konselor
membantu klien mengatasi kesulitan – kesulitan yang dihadapinya. Dan tujuan
pemberian bntuan itu adalah agar klien dapat menyesuaikan dirinya, baik dengan
dirinya maupun dengan lingkungannya.
Selain itu
Bernard & Fullmer (1969) menyatakan bahwa konseling meliputi pemahaman dan
hubungan – hubungan individu untuk mengungkapkan kebutuhan, motivasi, dan
potensi yang dimiliki klien dan memberikan bantuan kepada klien untuk
mengapresiasikan ketiga hal tersebut.
A.C. English
dalam Shertzer & Stone (1974) menyatakan bahwa “konseling adalah suatu
proses dimana konselor membantu konseli membuat interpretasi – interpretasi
tentang fakta – fakta yang berhubungan dengan pilihan, rencana, atau
penyesuaian yang perlu dibuatnya”. Namun menurut Blocher (Shertzer &
Stone:1974) menyatakan bahwa:
Konseling ialah
membantu individu agar dapat menyadari dirinya sendiri dan memberikan reaksi –
reaksi terhadap pengaruh – pengaruh lingkungan yang diterimanya, selanjutnya
membantu yang bersangkutan menentukan beberapa makna pribadi bagi tingkah laku
tersebut dan mengembangkan serta memperjelas tujuan – tujuan dan nilai – nilai
untuk perilaku di masa yang akan datang.
Hal – hal pokok
yang terkandung dalam pernyataan Blocher di atas adalah konseling merupakan
bantuan yang diberikan kepada individu. Dan tujuan konseling ialah supaya
individu dapat memahami dirinya sendiri, memberikan tanggapan terhadap pengaruh
– pengaruh lingkungan, dan dapat mengembangkan serta memperjelas tujuan
hidupnya.
Berdasarkan
pendapat para ahli mengenai pengertian konseling, penulis pun memiliki pendapat
tersendiri. Menurut penulis konseling adalah proses pemberian bantuan yang
dilakukan melalui wawancara/tatap muka oleh seorang ahli (disebut konselor)
kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah (disebut klien) yang
bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien.
Sedangkan
pengertian bimbingan dan konseling itu sediri ialah suatu proses yang diberikan
oleh seseorang yang ahli kepada individu untuk memiliki kemampuan memahami diri
dan lingkungannya serta untuk mencari solusi dari masalah yang sedang individu
alami.
B.
Tujuan Bimbingan Dan Konseling
a)
Tujuan Umum
Tujuan
umum dari layanan Bimbingan dan Konseling adalah sesuai dengan tujuan
pendidikan sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional (UUSPN) Tahun 1989 (UU No. 2/1989), yaitu terwujudnya manusia
Indonesia seutuhnya yang cerdas, yang beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan,
kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Depdikbud, 1994 : 5)
b)
Tujuan Khusus
Secara
khusus layanan Bimbingan dan Konseling bertujuan untuk membantu siswa agar
dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi aspek pribadi, sosial,
belajar dan karier.
Bimbingan pribadi – sosial dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi – sosial dalam mewujudkan pribadi yang taqwa, mandiri, dan bertanggung-jawab. Bimbingan belajar dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pendidikan. Bimbingan karier dimaksudkan untuk mewujudkan pribadi pekerja yang produktif.[4]
Bimbingan pribadi – sosial dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi – sosial dalam mewujudkan pribadi yang taqwa, mandiri, dan bertanggung-jawab. Bimbingan belajar dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pendidikan. Bimbingan karier dimaksudkan untuk mewujudkan pribadi pekerja yang produktif.[4]
c) Tujuan
Bimbingan dan Konseling Menurut Para Ahli
Menurut Marbun (2003: 376),
tujuan merupakan hasil akhir yang ditentukan agar dicapai dalam waktu tertentu
oleh perusahaan, organisasi atau orang yang dibebani tanggung jawab untuk itu.
Demikian pula, dalam Bimbingan
dan Konseling di sekolah, khususnya sekolah dasar (SD) juga memiliki tujuan
yang akan dicapai. Di bawah ini disampaikan beberapa pendapat ahli berkaitan
dengan tujuan Bimbingan dan Konseling di sekolah sebagai berikut.
1.)
Menurut Nurihsan A.J. (2006) membedakan antara tujuan Bimbingan dan tujuan
Konseling. Tujuan layanan bimbingan dijelaskan Nurihsan (2006: 8) agar individu
dapat :
>
Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karier, serta kehidupan
pada masa yang akan datang,
>
Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin,
>
Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat, serta
lingkungan kerjanya, dan
>
Mengatasi hambatan serta kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian
dengan lingkungan pendidikan, masyarakat ataupun lingkungan kerja,
Adapun tujuan konseling pada
umumnya dan di sekolah pada khususnya menurut Shertzer dan Stone (dalam
Nurihsan, 2006: 12), sebagai berikut:
a.
Mengadakan perubahan perilaku pada klien sehingga memungkinkan hidupnya lebih
produktif dan memuaskan,
b.
Memelihara dan mencapai kesehatan mental yang positif,
c.
Penyelesaian masalah,
d.
Mencapai keefektifan pribadi,
e.
Mendorong individu mampu mengambil keputusan yang penting bagi dirinya
2.)
Menurut Fakih A.R. (2004: 36-37), tujuan Bimbingan dan Konseling Islami adalah
sebagai berikut:
a.
Tujuan umum : membantu individu mewujudkan dirinya menjadi manusia seutuhnya
agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
b.
Tujuan khusus :
>
Membantu individu agar tidak menghadapi masalah.
>
Membantu individu mengatasi masalah yang dihadapinya.
>
Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang baik/yang telah baik agar tetap
baik/ menjadi lebih baik, sehingga tidak menjadi sumber masalah bagi dirinya
dan orang lain.
3.)
Menurut Nurihsan A.J. dan Sudianto A. (2005: 10), tujuan Bimbingan dan
Konseling adalah membantu idividu dalam mencapai :
a.
Kebahagiaan hidup pribadi sebagai makhluk Tuhan,
b.
Kehidupan yang produktif dan efektif dalam masyarakat,
c.
Hidup bersama dengan individu-individu lain, dan
d.
Harmoni antara cita-cita mereka dengan kemampuan yang dimilikinya.
Selanjutnya untuk mencapai
tujuan-tujuan tersebut, mereka harus mendapat kesempatan untuk :
1.
Mengenal dan melaksanakan tujuan hidupnya serta merumuskan rencana hidup yang
didasarkan atas tujuan itu,
2.
Mengenal dan memahami kebutuhannya secara realistik,
3.
Mengenal dan menanggulangi kesulitan-kesuliatan sendiri,
4.
Mengenal dan mengembangkan kemampuannya secara optimal,
5. Menggunakan
kemampuannya untuk kepentingan pribadi dan untuk kepentingan umum dalam
kehidupan bersama,
6.
Menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan di dalam lingkungannya,
7.
Mengembangkan segala yang dimilikinya secara tepat dan teratur, sesuai dengan
tugas perkembangannya sampai batas optimal.
Kemudian apabila ditinjau dari
pihak peserta didik, tujuan Bimbingan dan Konseling ialah agar mereka dapat :
1.
Mengembangkan seluruh potensinya seoptimal mungkin,
2.
Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri,
3.
Mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya yang meliputi lingkungan
sekolah, khususnya SD, keluarga, pekerjaan, sosial ekonomi dan kebudayaan,
4.
Mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi dan mengatasi masalahnya,
5.
Mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan, minat dan bakatnya, dalam
bidang pendidikan dan pekerjaan,
6.
Memperoleh bantuan secara tepat dari pihak-pihak di luar SD untuk mengatasi
kesulitan-kesulitan yang tidak dapat dipecahkan di SD tersebut.
C. Fungsi
Bimbingan Dan Konseling
Fungsi
merupakan bagian utama dari cabang kerja yang selanjutnya terbagi menjadi
aktivitas. Dengan demikian yang dimaksud dengan fungsi Bimbingan Konseling
adalah hal-hal yang terkait dengan aktivitas yang dilakukan dalam pelaksanaan
program Bimbingan dan Konseling di sekolah.
Menurut
para ahli Bimbingan dan Konseling itu diungkapkan sebagai berikut :
Menurut
Priyatno dan Amati E. (2004: 194) menyebutkan bahwa fungsi Bimbingan dan
Konseling di sekolah adalah :
1)
Fungsi pemahaman,
2)
Fungsi pencegahan,
3)
Fungsi pengentasan,
4)
Fungsi pemeliharaan dan pengembangan,
Menurut
Nurihsan A.J. (2006: 8-9) menyebutkan bahwa Bimbingan Konseling minimal
mempunyai 4 fungsi :
1)
Fungsi pengembangan,
2)
Fungsi penyaluran,
3)
Fungsi adaptasi,
4)
Fungsi penyesuaian,
Menurut
Tohirin menyebutkan bahwa penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling khususnya di
sekolah atau madrasah memiliki 9 fungsi :
1)
Fungsi pencegahan (preventif),
2)
Fungsi pemahaman,
3)
Fungsi pengentasan,
4)
Fungsi pemeliharaan,
5)
Fungsi penyaluran,
6)
Fungsi penyesuaian,
7)
Fungsi pengembangan,
8)
Fungsi perbaikan,
9)
Fungsi advokasi,
Berikut
penjelasan secara singkat tentang fungsi Bimbingan dan Konseling di sekolah
dari pendapat Nurihsan A.J.
1. Fungsi
pemahaman.
Yaitu
fungsi Bimbingan dan Konseling menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh
pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan siswa.
2. Fungsi
penyaluran.
Adalah
dapat membantu siswa dalam memilih jurusan, jenis sekolah, ataupun pekerjaan
yang sesuai dengan minat, bakat, dan ciri kepribadian lainnya.
3. Fungsi
adaptasi.
Yaitu
fungsi Bimbingan dan Konseling dalam hal membantu petugas-petugas di sekolah
khususnya guru untuk mengadaptasikan program pendidikan dengan minat kemampuan,
kebutuhan peserta didik.
4. Fungsi
penyesuaian.
Yaitu
fungsi Bimbingan dan Konseling dalam rangka membantu siswa untuk memperoleh
kemajuan dan berkembang secara optimal.
Bimbingan
dan Konseling diarahkan pada terselenggaranya dan terpenuhinya keperluan akan
bantuan dalam hal pendekatan, informasi dan orientasi, konsultasi dan
komunikasi kepada siswa dan pihak-pihak yang berkepentingan.[5]
Ditinjau
dari segi sifatnya, layanan Bimbingan dan Konseling dapat berfungsi sebagai :
1)
Fungsi Pencegahan (preventif)
Layanan
Bimbingan dan Konseling dapat berfungsi pencegahan artinya : merupakan usaha
pencegahan terhadap timbulnya masalah. Dalam fungsi pencegahan ini layanan yang
diberikan berupa bantuan bagi para siswa agar terhindar dari berbagai masalah
yang dapat menghambat perkembangannya. Kegiatan yang berfungsi pencegahan dapat
berupa program orientasi, program bimbingan karier, inventarisasi data, dan
sebagainya.
2)
Fungsi pemahaman
Fungsi
pemahaman yang dimaksud yaitu fungsi Bimbingan dan Konseling yang akan
menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan
keperluan pengembangan siswa pemahaman ini mencakup :
a)
Pemahaman tentang diri siswa, terutama oleh siswa sendiri, orangtua, guru, dan
guru pembimbing
b)
Pemahaman tentang lingkungan siswa (termasuk di dalam lingkungan keluarga dan
sekolah) terutama oleh siswa sendiri, orangtua, guru, dan guru pembimbing.
c)
Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas (terutama di dalamnya informasi
pendidikan, jabatan/pekerjaan dan/atau karier dan informasi budaya/nilai-nilai
terutama oleh siswa.
3)
Fungsi Perbaikan
Walaupun
fungsi pencegahan dan pemahaman telah dilakukan, namun mungkin saja siswa masih
menghadapi masalah-masalah tertentu. Disinilah fungsi perbaikan itu berperan,
yaitu fungsi Bimbingan dan Konseling yang akan menghasilkan terpecahnya atau
teratasinya berbagai permasalahan yang dialami siswa.
4)
Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan
Fungsi
ini berarti bahwa layanan Bimbingan dan Konseling yang diberikan dapat membantu
para siswa dalam memelihara dan mengembangkan keseluruhan pribadinya secara
mantap, terarah, dan berkelanjutan. Dalam fungsi ini hal-hal yang dipandang
positif agar tetap baik dan mantap. Dengan demikian, siswa dapat memelihara dan
mengembangkan berbagai potensi dan kondisi yang positif dalam rangka
perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan.[6]
D.
Bentuk dan Pendekatan dalam Bimbingan Konseling
Jika kita
memahami pendidika sebagai suatu bantuan yang diberikan oleh orang dewasa
kepada yang belum dewasa dalam proses perkembangan menuju kedewasaan. Maka
dalam hal ini sangat diperlukan bimbingan, dan perlu ada pendekatan dalam
bimbingan tersebut. Adapun beberapa macam pendekatan dalam bimbingan tersebut,
diantaranya:
1.
Bimbingan Preventif
Pendekatan
bimbingan ini menolong seseorang sebelum ia menghadapi masalah. Caranya ialah
dengan menghindari masalah itu (jika memungkinkan), mempersiapkan orang
tersebut untuk menghadapi masalah yang pasti akan dihadapi dengan member bekal
pengetahuan, pemahaman, sikap, dan ketrampilan untuk menghadapi masalah itu.
2.
Bimbingan Kuratif atau Korektif
Dalam
pendekatan ini pembimbing menolong seseorang jika ia mengalami masalah yang
cukup berat hingga tidak dapat diselesaikan sendiri.
3.
Bimbingan Perseveratif
Bimbingan
ini bertujuan meningkatkan yang sudah baik, mencakup sikap dan sifat yang
menguntungkan tercapainya penyesuaian diri dan lingkungan, kesehatan jiwa yang
dimilikinya, kesehatan jasmani, dan kebiasaan-kebiasaan hidup yang sehat,
kebiasaan cara belajar atau bergaul yang baik dan sebagainya.
Bimbingan
dapat dilakukan secara individual dan kelompok, sehingga ada pendekatan individu
dan pendekatan kelompok, yaitu:
a)
Pendekatan Individu
Pendekatan
bimbingan individu dilakukan dengan pendekatan perseorangan. Tiap orang dicoba
didekati, dipahami dan ditolong secara perseorangan. Pendekatan ini dilakukan
melalui wawancara langsung denagn individu. Dalam pendekatan ini terdapat
hubungan yang dinamis. Individu merasa diterima dan dimengerti ooleh
pembimbing. Dalam hubungan tersebut pembimbing menerima individu secara pribadi
dan tidak memberikan penilaian. Individu merasakan ada orang yang mengerti
masalah pribadinya, mau mendengarkan keluhan dan curahan perasaannya. Adapun
Pendekatan bimbingan individu mencakup:
1.
Informasi individual
2.
Penasihatan individual
3.
Pengajaran remedial individual
4.
Penyuluhan individual
b)
Pendekatan Kelompok
Pendekatan
bimbingan kelompok diberikan oleh pembimbing per kelompok. Beberapa orang yang
bermasalah sama, atau yang dapat memperoleh manfaat dari pembimbingan kelompok.
Bimbingan kelompok dilaksanakan dalam tida kelompok, yaitu kelompok kecil (2-6
orang), kelompok sedang (7-12 orang), dan kelompok besar (13-20 orang). Dalam
Pendekatan bimbingan kelompok mencakup:
1)
Informasi kelompok
2)
Penasihatan kelompok
3)
Pengajaran remedial kelompok
4)
Penyuluhan kelompok
5)
Home room
6)
Sosiodrama
7)
Karya wisata
8)
Belajar kelompok
9)
Kerja kelompok
10)
Diskusi kelompok
11)
Kegiatan club/pramuka.[7]
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pengertian bimbingan dan konseling
itu sediri ialah suatu proses yang diberikan oleh seseorang yang ahli kepada
individu untuk memiliki kemampuan memahami diri dan lingkungannya serta untuk
mencari solusi dari masalah yang sedang individu alami.
Dari
pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa Bimbingan dan Konseling bertujuan
untuk membantu siswa agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi
aspek pribadi, sosial, belajar dan karier.
Sedangkan
Fungsi merupakan bagian utama dari cabang kerja yang selanjutnya terbagi
menjadi aktivitas. Yang dimaksud dengan fungsi Bimbingan Konseling adalah
hal-hal yang terkait dengan aktivitas yang dilakukan dalam pelaksanaan program
Bimbingan dan Konseling di sekolah. Diatas telah disebutkan pendapat para
tokoh.
Dalam
pendekatan yang ada pada konseling hakikatnya merupakan sebuah upaya pemberian
bantuan dari seorang konselor kepada klien, bantuan di sini dalam pengertian
sebagai upaya membantu orang lain agar ia mampu tumbuh ke arah yang dipilihnya
sendiri, karena manusia pada dasarnya dianggap sebagai sesuatu yang dapat
dirubah dan dibentuk.
[1]Makalah ini disusun guna memenuhi
tugas mata kuliah bimbingan dan konseling yang diampu oleh Inayatul Ulya, S.
Ag, M.S.I
[2]
Penulis adalah mahasiswa semester VI A & B jurusan tarbiyah prodi
Pendidikan Bahasa Arab STAIMAFA
[3]http://www.a741k.web44.net/BIMBINGAN%20DAN%20KONSELING.htm (diakses pada tanggal tgl 12
April 2012 pukul 09.30 WIB)
[4]
http://gudangmakalah.blogspot.com/2009/03/makalah-asas-dan-tujuan-bimbingan.html
(diakses pada 10 April 2012)
[5]
http://4gungseti4w4n.wordpress.com/2011/03/30/prinsip-sifat-fungsi-dan-tujuan-bimbingan-konseling/
(diakses pada 10 April 2012)
[6]
http://gudangmakalah.blogspot.com/2009/03/makalah-asas-dan-tujuan-bimbingan.html
(diakses pada 10 April 2012)
Rubino Rubiyanto, dkk. 2008. Bimbingan
Konseling SD. Surakarta: Badan Penerbit-FKIP Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Imron Fauzi. 2008. “Prinsip
Bimbingan dan Konseling” (online), (http://imronfauzi.wordpress.com/2008/06/15/prinsip-%E2%80%93-prinsip-bimbingan-dan-konseling/, diakses tanggal 7 Maret
2011).
No comments:
Post a Comment