Wednesday, March 22, 2017

Makalah Bimbingan Konseling

Makalah Bimbingan Konseling - Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan bisa berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar maupun karier melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdaarkan norma-norma yang berlaku.


Berikut materi lengkapnya dalam bentuk makalah!




BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Pendidikan adalah sebuah aset yang penting di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, karena bagaimana pun tidak ada bangsa yang maju tanpa diiringi pendidikan yang bermutu. Pendidikan yang berkualitas bukan hanya dilihat dari sejauh mana proses pengajarannya, Yusuf (2005: 5) memaparkan ada tiga bidang pendidikan yang harus menjadi perhatian, diantaranya; Bidang administrative dan kepemimpinan, Bidang Intruksional dan kurikuler,  dan Bidang pembinaan siswa (Bimbingan dan Konseling). Daam makalah ini akan membahas tentang bimbingan dan konseling.
Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan bisa berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar maupun karier melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdaarkan norma-norma yang berlaku (SK Mendikbud No. 025/D/1995).[3]
Layanan bimbingan dan konseling diharapkan membantu peserta didik dalam pengenalan diri, pengenalan lingkungan dan pengambilan keputusan, serta memberikan arahan terhadap perkembangan peserta didik; tidak hanya untuk peserta didik yang bermasalah tetapi untuk seluruh peserta didik. Layanan bimbingan dan konseling tidak terbatas pada peserta didik tertentu  atau yang perlu  ‘dipanggil’  saja”, melainkan untuk seluruh peserta didik.

B.       Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang diatas, maka pemakalah akan merumuskan beberapa sub masalah di bawah ini:
1.        Tujuan Bimbingan Dan Konseling
2.        Fungsi  Bimbingan Dan Konseling
3.        Bentuk dan Pendekatan dalam Bimbingan Konseling

C.       Tujuan
1.    Untuk Mengetahui pengertian Bimbingan dan Konseling.
2.    Untuk Mengetahui Tujuan Bimbingan dan Konseling.
3.    Untuk Mengetahui Fungsi Bimbingan dan Konseling.
4.    Untuk Mengetahui Bentuk dan Pendekatan Bimbingan dan Konseling.


BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian Bimbingan dan Konseling
1.    Pengertian Bimbingan
Bimbingan dapat diartikan sebagai “bantuan”, dalam arti lain bimbingan adalah suatu upaya bantuan untuk membantu individu mencapai perkembangan yang optimal. Menurut Frank Parson (Prayitno, 1999:93) mengartikan “bimbingan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu untuk dapat memilih, mempersiapkan diri, dan memangku suatu jabatan serta mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya.” Dalam kata lain menurut Frank Parson bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada individu supaya individu tersebut bisa memilih,dan mempersiapkan diri untuk memangku jabatan yang baru.
Lain halnya berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 28/ 1990 tentang Pendidikan Dasar, Pasal 25 ayat 1, dikatakan bahwa “Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan.” Jadi penulis menyimpilkan suatu proses bimbingan dimulai dengan mengenal diri sendiri (mengenal kelebihan dan kekurangan sendiri), kemudian mengenal lingkungan (baik itu lingkungan sekolah maupun luar sekolah), dan dilanjutkan dengan merencanakan masa depan (jenis pekerjaan disekitarnya dan mengembangkan cita – cita sesuai dengan jenis pekerjaan yang mereka ketahui).
Selain itu bimbingan lebih luas dikemukankan oleh Good (Thantawi, 1995:25) yang menjabarkan bahwa:
Bimbingan adalah (1) suatu proses hubungan pribadi yang bersifat dinamis, yang dimaksud untuk mempengaruhi sikap dan prilaku seseorang; (2) suatu bentuk bantuan yang sistematis (selain mengajar) pada murid, atau orang lain untuk menolong, menilai kemampuan dan kesenderungan mereka dan menggunakan informasi itu secara efektif dalam kehidupan sehari – hari; (3) perbuatan atau teknik yang digunakan untuk menuntun anak terhadap suatu tujuan yang diinginkan dengan menciptakan suatu kondisi lingkungan yang membuat dirinya sadar tentang kebutuhan dasar, mengenal kebutuhan itu, dan mengambil langkah – langkah untuk memuaskan dirinya.
 Sedangkan menurut Supardi (2004 : 207) menyatakan bahwa yang dimaksud bimbingan ialah:
 Bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan oleh konselor/pembimbing kepada klien agar klien dapat ; (1) memahami dirinya, (2) mengarahkan dirinya, (3) memecahkan masalah masalah yang dihadapinya, (4) menyesuikan diri dengan lingkungannya (keluarga, sekolah, masyarakat), (5) mengambil manfaat dari peluang – peluang yang dimilikinya dalam rangka mengembangkan diri sesuai dengan potensi – potensinya sehingga berguna bagi dirinya dan masyarakatnya.
       Berdasarkan pernyataan – pernyataan para ahli di atas maka penulis berpendapat bahwa bimbingan merupakan suatu proses pemberian bantuan yang dilakukan secara terus – menerus dan sistematis kepada individu agar tercapai kemampuan – kemampuan untuk memahami dirinya sendiri, menerima diri, mengarahkan diri, dan merealisasikan dirinya sesuai  potensi dan lingkungannya.

2.    Pengertian Konseling
       Secara etimologis, istilah konseling berasal dari bahasa latin, “consilium” yang berarti “ dengan” atau “ bersama” yang dirangkai dengan “menerima” atau “ memahami”. Sedangkan menurut Jones (1951) mengatakan bahwa:
       Konseling adalah kegiatan dimana semua fakta dikumpulkan dan semua pengalaman siswa difokuskan pada masalah tertentu ntuk diatasi sendiri oleh yang bersangkutan, dimana ia diberi bantuan pribadi dan langsu dalam pemecahan masalah itu. Konselor tidak memecahkan masalah untuk klien. Konseling harus ditujukan pada perkembangan ang progresif dari individu untuk memecahkan masalah – masalahnya sendiri tanpa bantuan.
       Jadi menurut Jones, konseling terdiri atas kegiatan; pengungkapan fakta atau data tentang siswa, serta pengarahan kepada siswa untuk dapat mengatasi sendiri masalah – masalah yang dihadapinya. Bantuan itu diberikan secara langsung kepada siswa. Dan tujunnya adalah agar siswa dapat mencapai perkembangan semakin baik dan semakin maju.

       Sedangkan menurut Smith (Shertzer & Stone,1974) berpendapat bahwa “Konseling merupakan suatu proses dimana konselor membanu konseli membuat interpretasi –    interpretasi tentang fakta – fakta yang berhubungan dengan pilihan, rencana, atau penyesuaian – penyesuaian yang peru dibuatnya.”
      Jadi menurut Smith dapat dijabarkan sebagai berikut bahwa konseling merupakan suatu proses pemberian bantuan. Bantuan itu dilakukan dengan menginterpretasikan fakta – fakta atau data, baik mengenai diri individu yang dibimbing sendiri, maupun lingkungannya khususnya yang menyangkut pilihan – pilihan, dan rencana – rencana yang akan dibuat.
            Namun, berdasarkan Division of Conseling Psychology. Berpendapat bahwa “konseling merupakan suatu proses untuk membantu individu mengatasi hambatan – hambatan perkembngan dirinya, dan untuk mencapai perkembangan optimal kemampuan pribadi yang dimilikinya; proses tersebut dapat terjadi setiap waktu.” Dapat dijabarkan sebagai berikut konseling merupakan proses pemberian bantuan. Bantuan diberikan kepada individu – individu yang sedang mengalami hambatan atau gangguan dalam proses perkembangannya. Konseling dapat dilakukan pada setiap waktu. dan konseling bertujuan agar individu dapat mencapai perkembangan yang optimal.
       McDaniel berpendapat bahwa “konseling merupakan suatu rangkaian pertemuan langsung dengn individu yang ditujukan pada pemberian bantuan kepadanya untuk dapat menyesuaikan dirinya secara lebih efektif dengan dirinya sendiri dan dengan lingkungannya.” Maka dapat dirumuskan sebagai berikut, konseling merupakan rangkaian pertemuan antara konselor dengan klien. Dalam pertemuan itu konselor membantu klien mengatasi kesulitan – kesulitan yang dihadapinya. Dan tujuan pemberian bntuan itu adalah agar klien dapat menyesuaikan dirinya, baik dengan dirinya maupun dengan lingkungannya.
       Selain itu Bernard & Fullmer (1969) menyatakan bahwa konseling meliputi pemahaman dan hubungan – hubungan individu untuk mengungkapkan kebutuhan, motivasi, dan potensi yang dimiliki klien dan memberikan bantuan kepada klien untuk mengapresiasikan ketiga hal tersebut.
      
 A.C. English dalam Shertzer & Stone (1974) menyatakan bahwa “konseling adalah suatu proses dimana konselor membantu konseli membuat interpretasi – interpretasi tentang fakta – fakta yang berhubungan dengan pilihan, rencana, atau penyesuaian yang perlu dibuatnya”. Namun menurut Blocher (Shertzer & Stone:1974) menyatakan bahwa:
       Konseling ialah membantu individu agar dapat menyadari dirinya sendiri dan memberikan reaksi – reaksi terhadap pengaruh – pengaruh lingkungan yang diterimanya, selanjutnya membantu yang bersangkutan menentukan beberapa makna pribadi bagi tingkah laku tersebut dan mengembangkan serta memperjelas tujuan – tujuan dan nilai – nilai untuk perilaku di masa yang akan datang.
       Hal – hal pokok yang terkandung dalam pernyataan Blocher di atas adalah konseling merupakan bantuan yang diberikan kepada individu. Dan tujuan konseling ialah supaya individu dapat memahami dirinya sendiri, memberikan tanggapan terhadap pengaruh – pengaruh lingkungan, dan dapat mengembangkan serta memperjelas tujuan hidupnya.
       Berdasarkan pendapat para ahli mengenai pengertian konseling, penulis pun memiliki pendapat tersendiri. Menurut penulis konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara/tatap muka oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien.
       Sedangkan pengertian bimbingan dan konseling itu sediri ialah suatu proses yang diberikan oleh seseorang yang ahli kepada individu untuk memiliki kemampuan memahami diri dan lingkungannya serta untuk mencari solusi dari masalah yang sedang individu alami.







 B.        Tujuan Bimbingan Dan Konseling
a)        Tujuan Umum
Tujuan umum dari layanan Bimbingan dan Konseling adalah sesuai dengan tujuan pendidikan sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Tahun 1989 (UU No. 2/1989), yaitu terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang cerdas, yang beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Depdikbud, 1994 : 5)
b)        Tujuan Khusus
Secara khusus layanan Bimbingan dan Konseling bertujuan untuk membantu siswa agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi aspek pribadi, sosial, belajar dan karier.   
Bimbingan pribadi – sosial dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi – sosial dalam mewujudkan pribadi yang taqwa, mandiri, dan bertanggung-jawab. Bimbingan belajar dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pendidikan. Bimbingan karier dimaksudkan untuk mewujudkan pribadi pekerja yang produktif.[4]
c)    Tujuan Bimbingan dan Konseling Menurut Para Ahli
Menurut Marbun (2003: 376), tujuan merupakan hasil akhir yang ditentukan agar dicapai dalam waktu tertentu oleh perusahaan, organisasi atau orang yang dibebani tanggung jawab untuk itu.
Demikian pula, dalam Bimbingan dan Konseling di sekolah, khususnya sekolah dasar (SD) juga memiliki tujuan yang akan dicapai. Di bawah ini disampaikan beberapa pendapat ahli berkaitan dengan tujuan Bimbingan dan Konseling di sekolah sebagai berikut.
1.)      Menurut Nurihsan A.J. (2006) membedakan antara tujuan Bimbingan dan tujuan Konseling. Tujuan layanan bimbingan dijelaskan Nurihsan (2006: 8) agar individu dapat :
>       Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karier, serta kehidupan pada masa yang akan datang,
>      Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin,
>       Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat, serta lingkungan kerjanya, dan
>      Mengatasi hambatan serta kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat ataupun lingkungan kerja,
Adapun tujuan konseling pada umumnya dan di sekolah pada khususnya menurut Shertzer dan Stone (dalam Nurihsan, 2006: 12), sebagai berikut:
a.       Mengadakan perubahan perilaku pada klien sehingga memungkinkan hidupnya lebih produktif dan memuaskan,
b.      Memelihara dan mencapai kesehatan mental yang positif,
c.       Penyelesaian masalah,
d.      Mencapai keefektifan pribadi,
e.       Mendorong individu mampu mengambil keputusan yang penting bagi dirinya
2.)      Menurut Fakih A.R. (2004: 36-37), tujuan Bimbingan dan Konseling Islami adalah sebagai berikut:
a.       Tujuan umum : membantu individu mewujudkan dirinya menjadi manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
b.      Tujuan khusus :
>      Membantu individu agar tidak menghadapi masalah.
>      Membantu individu mengatasi masalah yang dihadapinya.
>      Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang baik/yang telah baik agar tetap baik/ menjadi lebih baik, sehingga tidak menjadi sumber masalah bagi dirinya dan orang lain.


3.)      Menurut Nurihsan A.J. dan Sudianto A. (2005: 10), tujuan Bimbingan dan Konseling adalah membantu idividu dalam mencapai :
a.       Kebahagiaan hidup pribadi sebagai makhluk Tuhan,
b.      Kehidupan yang produktif dan efektif dalam masyarakat,
c.       Hidup bersama dengan individu-individu lain, dan
d.      Harmoni antara cita-cita mereka dengan kemampuan yang dimilikinya.
Selanjutnya untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, mereka harus mendapat kesempatan untuk :
1.      Mengenal dan melaksanakan tujuan hidupnya serta merumuskan rencana hidup yang didasarkan atas tujuan itu,
2.      Mengenal dan memahami kebutuhannya secara realistik,
3.      Mengenal dan menanggulangi kesulitan-kesuliatan sendiri,
4.      Mengenal dan mengembangkan kemampuannya secara optimal,
5.      Menggunakan kemampuannya untuk kepentingan pribadi dan untuk kepentingan umum dalam kehidupan bersama,
6.      Menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan di dalam lingkungannya,
7.      Mengembangkan segala yang dimilikinya secara tepat dan teratur, sesuai dengan tugas perkembangannya sampai batas optimal.
Kemudian apabila ditinjau dari pihak peserta didik, tujuan Bimbingan dan Konseling ialah agar mereka dapat :
1.      Mengembangkan seluruh potensinya seoptimal mungkin,
2.      Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri,
3.      Mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya yang meliputi lingkungan sekolah, khususnya SD, keluarga, pekerjaan, sosial ekonomi dan kebudayaan,
4.      Mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi dan mengatasi masalahnya,
5.      Mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan, minat dan bakatnya, dalam bidang pendidikan dan pekerjaan,
6.      Memperoleh bantuan secara tepat dari pihak-pihak di luar SD untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang tidak dapat dipecahkan di SD tersebut.
C.  Fungsi  Bimbingan Dan Konseling
Fungsi merupakan bagian utama dari cabang kerja yang selanjutnya terbagi menjadi aktivitas. Dengan demikian yang dimaksud dengan fungsi Bimbingan Konseling adalah hal-hal yang terkait dengan aktivitas yang dilakukan dalam pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling di sekolah.
Menurut para ahli Bimbingan dan Konseling itu diungkapkan sebagai berikut :
Menurut Priyatno dan Amati E. (2004: 194) menyebutkan bahwa fungsi Bimbingan dan Konseling di sekolah adalah :
1)        Fungsi pemahaman,
2)        Fungsi pencegahan,
3)        Fungsi pengentasan,
4)        Fungsi pemeliharaan dan pengembangan,
Menurut Nurihsan A.J. (2006: 8-9) menyebutkan bahwa Bimbingan Konseling minimal mempunyai 4 fungsi :
1)        Fungsi pengembangan,
2)        Fungsi penyaluran,
3)        Fungsi adaptasi,
4)        Fungsi penyesuaian,
Menurut Tohirin menyebutkan bahwa penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling khususnya di sekolah atau madrasah memiliki 9 fungsi :
1)        Fungsi pencegahan (preventif),
2)        Fungsi pemahaman,
3)        Fungsi pengentasan,
4)        Fungsi pemeliharaan,
5)        Fungsi penyaluran,
6)        Fungsi penyesuaian,
7)        Fungsi pengembangan,
8)        Fungsi perbaikan,
9)        Fungsi advokasi,

Berikut penjelasan secara singkat tentang fungsi Bimbingan dan Konseling di sekolah dari pendapat Nurihsan A.J.
1.     Fungsi pemahaman.
Yaitu fungsi Bimbingan dan Konseling menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan siswa.
2.     Fungsi penyaluran.
Adalah dapat membantu siswa dalam memilih jurusan, jenis sekolah, ataupun pekerjaan yang sesuai dengan minat, bakat, dan ciri kepribadian lainnya.
3.     Fungsi adaptasi.
Yaitu fungsi Bimbingan dan Konseling dalam hal membantu petugas-petugas di sekolah khususnya guru untuk mengadaptasikan program pendidikan dengan minat kemampuan, kebutuhan peserta didik.
4.     Fungsi penyesuaian.
Yaitu fungsi Bimbingan dan Konseling dalam rangka membantu siswa untuk memperoleh kemajuan dan berkembang secara optimal.
Bimbingan dan Konseling diarahkan pada terselenggaranya dan terpenuhinya keperluan akan bantuan dalam hal pendekatan, informasi dan orientasi, konsultasi dan komunikasi kepada siswa dan pihak-pihak yang berkepentingan.[5]

Ditinjau dari segi sifatnya, layanan Bimbingan dan Konseling dapat berfungsi sebagai :
1)        Fungsi Pencegahan (preventif)
Layanan Bimbingan dan Konseling dapat berfungsi pencegahan artinya : merupakan usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah. Dalam fungsi pencegahan ini layanan yang diberikan berupa bantuan bagi para siswa agar terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangannya. Kegiatan yang berfungsi pencegahan dapat berupa program orientasi, program bimbingan karier, inventarisasi data, dan sebagainya.


2)        Fungsi pemahaman
Fungsi pemahaman yang dimaksud yaitu fungsi Bimbingan dan Konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan keperluan pengembangan siswa pemahaman ini mencakup :
a)        Pemahaman tentang diri siswa, terutama oleh siswa sendiri, orangtua, guru, dan guru pembimbing
b)        Pemahaman tentang lingkungan siswa (termasuk di dalam lingkungan keluarga dan sekolah) terutama oleh siswa sendiri, orangtua, guru, dan guru pembimbing.
c)        Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas (terutama di dalamnya informasi pendidikan, jabatan/pekerjaan dan/atau karier dan informasi budaya/nilai-nilai terutama oleh siswa.
3)        Fungsi Perbaikan
Walaupun fungsi pencegahan dan pemahaman telah dilakukan, namun mungkin saja siswa masih menghadapi masalah-masalah tertentu. Disinilah fungsi perbaikan itu berperan, yaitu fungsi Bimbingan dan Konseling yang akan menghasilkan terpecahnya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami siswa.
4)        Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan
Fungsi ini berarti bahwa layanan Bimbingan dan Konseling yang diberikan dapat membantu para siswa dalam memelihara dan mengembangkan keseluruhan pribadinya secara mantap, terarah, dan berkelanjutan. Dalam fungsi ini hal-hal yang dipandang positif agar tetap baik dan mantap. Dengan demikian, siswa dapat memelihara dan mengembangkan berbagai potensi dan kondisi yang positif dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan.[6]

D.       Bentuk dan Pendekatan dalam Bimbingan Konseling
Jika kita memahami pendidika sebagai suatu bantuan yang diberikan oleh orang dewasa kepada yang belum dewasa dalam proses perkembangan menuju kedewasaan. Maka dalam hal ini sangat diperlukan bimbingan, dan perlu ada pendekatan dalam bimbingan tersebut. Adapun beberapa macam pendekatan dalam bimbingan tersebut, diantaranya:
1.        Bimbingan Preventif
Pendekatan bimbingan ini menolong seseorang sebelum ia menghadapi masalah. Caranya ialah dengan menghindari masalah itu (jika memungkinkan), mempersiapkan orang tersebut untuk menghadapi masalah yang pasti akan dihadapi dengan member bekal pengetahuan, pemahaman, sikap, dan ketrampilan untuk menghadapi masalah itu.


2.        Bimbingan Kuratif atau Korektif
Dalam pendekatan ini pembimbing menolong seseorang jika ia mengalami masalah yang cukup berat hingga tidak dapat diselesaikan sendiri.
3.        Bimbingan Perseveratif 
Bimbingan ini bertujuan meningkatkan yang sudah baik, mencakup sikap dan sifat yang menguntungkan tercapainya penyesuaian diri dan lingkungan, kesehatan jiwa yang dimilikinya, kesehatan jasmani, dan kebiasaan-kebiasaan hidup yang sehat, kebiasaan cara belajar atau bergaul yang baik dan sebagainya.

Bimbingan dapat dilakukan secara individual dan kelompok, sehingga ada pendekatan individu dan pendekatan kelompok, yaitu:
a)        Pendekatan Individu
Pendekatan bimbingan individu dilakukan dengan pendekatan perseorangan. Tiap orang dicoba didekati, dipahami dan ditolong secara perseorangan. Pendekatan ini dilakukan melalui wawancara langsung denagn individu. Dalam pendekatan ini terdapat hubungan yang dinamis. Individu merasa diterima dan dimengerti ooleh pembimbing. Dalam hubungan tersebut pembimbing menerima individu secara pribadi dan tidak memberikan penilaian. Individu merasakan ada orang yang mengerti masalah pribadinya, mau mendengarkan keluhan dan curahan perasaannya. Adapun Pendekatan bimbingan individu mencakup:
1.    Informasi individual
2.    Penasihatan individual
3.    Pengajaran remedial individual
4.    Penyuluhan individual

b)        Pendekatan Kelompok
Pendekatan bimbingan kelompok diberikan oleh pembimbing per kelompok. Beberapa orang yang bermasalah sama, atau yang dapat memperoleh manfaat dari pembimbingan kelompok. Bimbingan kelompok dilaksanakan dalam tida kelompok, yaitu kelompok kecil (2-6 orang), kelompok sedang (7-12 orang), dan kelompok besar (13-20 orang). Dalam Pendekatan bimbingan kelompok mencakup:
1)        Informasi kelompok
2)        Penasihatan kelompok
3)        Pengajaran remedial kelompok
4)        Penyuluhan kelompok
5)        Home room
6)        Sosiodrama
7)        Karya wisata
8)        Belajar kelompok
9)        Kerja kelompok
10)    Diskusi kelompok
11)    Kegiatan club/pramuka.[7]


BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
        Pengertian bimbingan dan konseling itu sediri ialah suatu proses yang diberikan oleh seseorang yang ahli kepada individu untuk memiliki kemampuan memahami diri dan lingkungannya serta untuk mencari solusi dari masalah yang sedang individu alami.
Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa Bimbingan dan Konseling bertujuan untuk membantu siswa agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi aspek pribadi, sosial, belajar dan karier.
Sedangkan Fungsi merupakan bagian utama dari cabang kerja yang selanjutnya terbagi menjadi aktivitas. Yang dimaksud dengan fungsi Bimbingan Konseling adalah hal-hal yang terkait dengan aktivitas yang dilakukan dalam pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling di sekolah. Diatas telah disebutkan pendapat para tokoh.
Dalam pendekatan yang ada pada konseling hakikatnya merupakan sebuah upaya pemberian bantuan dari seorang konselor kepada klien, bantuan di sini dalam pengertian sebagai upaya membantu orang lain agar ia mampu tumbuh ke arah yang dipilihnya sendiri, karena manusia pada dasarnya dianggap sebagai sesuatu yang dapat dirubah dan dibentuk.



[1]Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah bimbingan dan konseling yang diampu oleh Inayatul Ulya, S. Ag, M.S.I
[2] Penulis adalah mahasiswa semester VI A & B jurusan tarbiyah prodi Pendidikan Bahasa Arab STAIMAFA
[3]http://www.a741k.web44.net/BIMBINGAN%20DAN%20KONSELING.htm (diakses pada tanggal tgl 12 April 2012 pukul 09.30 WIB)
[4] http://gudangmakalah.blogspot.com/2009/03/makalah-asas-dan-tujuan-bimbingan.html (diakses pada 10 April 2012)

[5] http://4gungseti4w4n.wordpress.com/2011/03/30/prinsip-sifat-fungsi-dan-tujuan-bimbingan-konseling/ (diakses pada 10 April 2012)

[6] http://gudangmakalah.blogspot.com/2009/03/makalah-asas-dan-tujuan-bimbingan.html (diakses pada 10 April 2012)

[7] Fenti Hikmawati, BIMBINGAN KONSELING, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), cet. 1  hlm, 73-75
Rubino Rubiyanto, dkk. 2008. Bimbingan Konseling SD. Surakarta: Badan Penerbit-FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Imron Fauzi. 2008. “Prinsip Bimbingan dan Konseling” (online),  (http://imronfauzi.wordpress.com/2008/06/15/prinsip-%E2%80%93-prinsip-bimbingan-dan-konseling/, diakses tanggal  7 Maret 2011).

No comments:

Post a Comment

PROGRAM LINEAR

A.   Persamaan garis 1.     Persamaan garis yang melalui titik A (X 1 , y 1 ) dan B (X 2 ,Y 2 )             Persamaan garis yang mela...